Test Sony Alpha 7 Mark Ii
Sony A7 mk II merupakan kamera mirrorless bersensor full frame pertama yang memiliki 5 axis stabilization. Kualitas gambar Sony A7 mk II sama persis dengan A7 karena megunakan sensor yang sama. Kualitas gambarnya sudah setara dengan kamera DSLR canggih seharga xv-25 juta.
Saya belum berkesempatan mencoba kamera ini jangka panjang. pertama kali mencobanya 30 menit saat launching di Singapore, dan kemudian sempat mencoba selama satu minggu. Karena padatnya kegiatan mengajar, saya belum sempat hunting foto dengan kamera ini. Sehingga belum bisa memberikan review secara menyeluruh.
Perbedaan terbesar dari desain Sony A7 mk 2 terletak di bagian atasnya.
Secara desain fisik, ukurannya lebih tipis dari kamera DSLR pada umumnya. Hal ini karena tidak ada cermin dan prisma jendela bidik optik di dalam kamera. A7 mk II termasuk kamera yang cukup padat dan kokoh. Bahannya dari logam magnesium alloy, dan karena ada stabilizer di dalam badan kamera, ada peningkatan berat yang cukup signifikan dibandingkan dengan Sony A7 generasi pertama.
Berat A7 adalah sekitar 400 gram sedangkan A7 mk II bobotnya 599 gram. Sebagai info, 599 gram ini kurang lebih setara dengan kamera DSLR pemula. Meski bobotnya nambah, tapi jika dibandingkan dengan kamera full frame lain seperti Canon 6D, Nikon D610, Sony A7 mk Ii masih lebih ringan sekitar 150 gram.
Secara desain, saya lebih suka Sony A7 mk II daripada seri A7 yang lain karena grip/genggamannya lebih dalam, dan posisi tombol shutter lebih padat. Bagi yang tangannya tidak terlalu besar, akan nyaman saat memegang kamera ini. Tapi bagi yang tangannya agka besar, mungkin jari kelingking akan menggantung. Dengan pindahnya tombol shutter kedepan, maka di bagian atas kamera ada tempat kosong, dan Insinyur Sony secara bijak menambahkan sebuah tombol custom jadi totalnya two (C1, C2).
Fitur baru Sony A7 mk II
Highlight utama A7 mk II adalah 5 axis stabilization. Fitur ini membuat lensa apapun yang dipasangkan ke kamera akan mendapatkan keuntungan stabilizer, sehingga kita dapat mengunakan shutter speed yang lebih rendah saat memotret tanpa mengakibatkan gambar buram karena getaran tangan kita masuk ke foto.
Percobaan singkat yang saya lakukan dengan lensa Sony Zeiss 55mm f/1.8, saya bisa menahan dengan cukup konsisten sampai 1/15 detik (kira-kira ii stop). Kadang-kadang saya bisa membuat foto yang tajam dibawah i/fifteen detik, tapi tidak konsisten. Kadang buram, kadang tajam.
Saya juga pernah mencoba dengan lensa Sony E 24mm f/i.8. Dengan lensa ini saya bisa menahan sukses secara cukup konsisten sampai 1/2 detik (4 terminate). Dan dengan lensa Sony Atomic number 26 70-200mm f/four OSS, saya bisa mendapatkan sekitar four stop (1/10 detik) di 70mm.
Tentunya hasil ini bukan hasil uji laboratorium yang intensif, hasil ini akan sangat bervariasi tergantung dari fotografer dan kondisi lapangan. Tapi pada intinya, paradigm stabilization 5 axis di Sony A7 mk II sangat membantu terutama yang memotret dengan lensa yang tidak memiliki OSS-nya.
Meski sudah mengunakan lensa dengan fitur OSS, dengan memasangkan ke kamera ini juga akan mendapatkan keuntungan, terutama bagi yang sering motret shut-upwards atau makro karena ada fitur ini akan menstabilkan pergerakan kamera X dan Y (naik turun) dan Roll (berputar).
Kinerja autofokus ada peningkatan, terutama deteksi fasa yang lebih cepat dan mirip dengan Sony A6000. Tapi deteksi fasa ini hanya bekerja di bagian tengah saja. Dalam tes Lock-on object tracking di ruangan, kinerja Sony A7 mk II cukup baik, tapi tidak cukup untuk subjek bergerak sangat cepat seperti olahraga/satwa liar.
Kinerja autofokus sedikit lebih baik dari Sony A7 di kondisi gelap, tapi masih kalah dari Sony A7s. Untuk fokus subjek bergerak cepat, pilihan Sony SLT A7 mk ii yang mengunakan modul AF dedicated masih lebih baik atau kamera DSLR lainnya.
Sony A7 mk 2 merupakan kamera yang hampir sempurna untuk format full frame. Ukurannya relatif ringkas tapi padat. Genggamannya lebih enak daripada kamera A7 lainnya. Tapi memiliki beberapa kekurangan yakni relatif sedikit berat untuk standar kamera mirrorless. Autofokus phase detection terbatas ditengah saja, dan penggunaan baterai lebih cepat habis.
Kamera ini cocok untuk fotografer yang sering mengunakan lensa lama atau lensa yang tidak memiliki stabilizer. A7 mk 2 juga cocok untuk fotografer yang suka travel light tanpa tripod tapi tidak ingin mengkompromikan hasil foto.
Kelebihan A7 mk ii
- 5 Centrality stabilization sangat membantu untuk pemakai lensa gear up/prime tanpa stabilizer
- Desain genggaman yang baik
- Banyak pilihan kustomisasi untuk tombol dan dial
- Autofokus lebih cepat dan Lock-On cukup akurat untuk subjek yang bergerak 1-15km/jam
- Kualitas gambar sangat baik dan seimbang antara Megapixel dengan kemampuan low light.
- Posisi tombol shutter yang lebih baik
- Bahan kamera lebih baik dan tidak mengkilap (matte)
- Banyak fitur video termasuk picture profile dan Southward-log Gamma 2.
- ISO S-log gamma2 mulai dari ISO 800 daripada 3200 di A7s, mengurangi kebutuhan memakai filter ND.
- Jenis baterai sama dengan seri A7 dan kamera mirrorless Sony lainnya, jadi bisa tukar-tukaran.
- Mountain lensa sudah diperkuat untuk menahan beban lensa telefoto/panjang.
Kelemahan A7 mk ii
- Saya berharap body kamera 75-100 gram lebih ringan
- Kecepatan buka-tutup masih relatif lambat dibandingkan sistem DSLR, yaitu sekitar 1-ii detik
- Autofokus masih tidak secepat kamera DSLR canggih/Sony A6000 saat tracking subjek bergerak cepat
- Baterai cepat habis (makanya diberikan satu baterai ekstra)
- Tidak disediakan external charger (bisa dibeli terpisah)
Link pembelian : Bukalapak | Shopee | Lazada
Perbedaan fisik Sony A7 dan Sony A7 mk II
—-
Yuk ikuti acara kupas tuntas lensa dan examination drive lensa-lensa Sony E-mount – 4 Juli 2015.
Daftar 0858 1318 3069 / infofotografi@gmail.com
Test Sony Alpha 7 Mark Ii,
Source: https://www.infofotografi.com/blog/2015/01/sony-a7-mk-ii-review-singkat/
Posted by: lamarchetwoment.blogspot.com
0 Response to "Test Sony Alpha 7 Mark Ii"
Post a Comment